Rabu, 02 Desember 2015

Tugas 3 Bahasa Indonesia

   Definisi Tema
Tema menurut etimologis berasal dari kata Yunani thithenai artinya ‘menempatkan’ atau ‘meletakkan’. Menurut terminologis, tema adalah suatu perumusan topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi.
Keraf (2005:107) mengemukakan bahwa pengertian tema, secara khusus dalam karang-mengarang dapat dilihat dari dua sudut, yaitu :

a.       Karangan yang telah selesai
Tema ditinjau dari sudut karangan yang telah selesai adalah suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Amanat utama ini dapat diketahui bila seseorang telah membaca sebuah karangan, misalnya cerpen. Setelah membaca cerpen  itu, pembaca dapat memahami isi bacaan dari seluruh karangan itu. Sebuah cerpen umpamanya memiliki kandungan tema dasar. Meskipun perwujudan cerpen itu relatif pendek dengan penceritaan yang singkat, cerpen banyak menampilkan persoalan manusia  dengan liku-liku kehidupannya, sarat akan imajinasi yang berhubungan dengan realitas sosial dan problem yang ditampilkan dapat menjadi sosok guru, renungan, contoh kehidupan yang dapat diteladani atau mungkin dihindari. Misalnya, tema dasar yang dapat dirumuskan dalam sebuah kalimat singkat: “Karena pengaruh teknologi informasi dan telekomunikasi yang demikian pesat, banyak remaja di kota Bumi terhipnotis bermain game online”. Inti sari dari cerpen yang penceritaannya singkat itu, menguraikan kisah seorang remaja yang ketagihan bermain game dan akhirnya sekolahnya hancur berantakan karena sering bermain game. Sebagaimana dirumuskan dalam kalimat singkat tadi, itulah yang dinamakan tema.

b.      Proses penyusunan sebuah karangan
Tema ialah bertumpu dari kenyataan bahwa penulis harus memilih suatu topik atau pokok pembicaraan. Berawal dari pokok pembicaraan itulah penulis menempatkan suatu tujuan yang ingin disampaikan dengan landasan topik tadi. Dengan demikian, ketika menyusun sebuah tema untuk suatu karangan ada dua unsur penting, yaitu:
   1)       Pokok pembicaraan (topik).
   2)      Tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi.
Berdasarkan kedua unsur ini, maka tema dibatasi sebagai : “suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi.”


   B.     Syarat-syarat Memilih Tema
Beberapa hal penting agar tema dapat mudah dikembangkan :
a.       Jangan mengambil tema yang pembahasannya terlalu luas, atau batasi topik yang diambil. Pembatasan topik sekurang kurangnya akan membantu penulis untuk menulis dengan penuh keyakinan dan kepercayaan, karena topik itu benar-benar diketahuinya.
b.      Pilih tema yang disukai dan diyakini dapat dikembangkan.
c.       Pilih tema atau sumber-sumber yang bahannya dapat diperoleh dengan mudah.


   C.    Memilih Topik
Topik bisa juga disebut pokok bahasan yang dapat mengantarkan seorang penulis untuk menghasilkan sebuah tema dari penelitian yang dilakukan. Topik dapat terdiri dari satu kata saja. Topik ini dapat dikembangkan menjadi sebuah tulisan yang harus diidentifikasi agar terkuak apa maksud dibalik topik yang dipilih. Jadi kita harus memilih salah satu agar kita bisa membatasi topik tersebut (spesifikasi). Topik karangan adalah hal yang menjadi bahan pembicaraan dalam sebuah tulisan. Topik karangan harus bermanfaat, layak dibahas, menarik, dikenal baik, bahan mudah didapati, tidak terlalu luas, dan terlalu sempit. Topik harus terbatas. Pembatasan sebuah topik mencangkup: konsep, variabel, data, lokasi(lembaga) pengumpulan data, dan waktu pengumpulan data.
Sebuah topik yang hendak dikembangkan menjadi sebuah tulisan harus diidentifikasi terlebih dahulu. Caranya kita dapat memperhatikan beberapa unsur-unsur sebagai berikut :
1.      Pelaku topik
2.      Dasar-dasar topik
3.      Objek topik
4.      Tujuan topik
5.      Manfaat topik
Maksud dari unsur-unsur di atas adalah sebagai panduan kita untuk menspesifikasikan manakah tinjauan utama yang akan kita bidik sebagai sasaran guna mendapatkan tema yang sesuai dari sebuah penelitian yang akan dilakukan.
Sumber untuk mencari inspirasi topik penelitian bulletin, majalah, hasil obrolan dengan masyarakat, praktisi issu di koran kumpulan judul dan abstrak penelitian.
Semua pokok persoalan itu dapat dijadikan topik karangan dengan mempergunakan salah satu bentuk tulisan, yaitu eksposisi, deskripsi, narasi atau argumentasi.
·         Eksposisi yaitu bentuk tulisan yang bertujuan untuk memberi penjelasan atau informasi, maka penjelasan diuraikan dalam bentuk proses. Misalnya, cara melakukan tanam bunga hias di taman yang luas pada pekarangan rumah.
·         Deskripsi yaitu menggambarkan suatu hal yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Misalnya tentang kemacetan di kota Jakarta. Deskripsi berhubungan dengan penggambaran kesan pancaindera terhadap suatu objek.
·         Narasi adalah bentuk tulisan yang berupaya mengisahkan suatu peristiwa secara kronologis. Beberapa pokok yang digunakan adalah biografi, novel, sejarah dan lain-lain.
·         Argumentasi adalah tulisan yang mengajukan pembuktian-pembuktian.


   D.    Pembatasan Topik
Seorang yang akan menulis harus yakin bahwa topik yang diplihnya harus cukup sempit untuk dibahas. Pembatasan topik akan membantu penulis untuk mengadakan pengamatan atau penelitian secara lebih intensif mengenai masalahnya. Dengan pembatasan itu penulis akan lebih mudah memilih aspek-aspek yang mudah dikembangkan. Unsur yang paling penting untuk digarap oleh penulis adalah refleksi dari observasi-observasi yang pernah dilakukan penulis atau gagasan-gagasan dan nilai-nilai dari hal-hal yang pernah dialaminya sendiri. Cara membatasi topik dapat dilakukan dengan cara :
a.       Tetapkan topik yang akan digarap dalam suatu kedudukan sentral.
b.      Topik yang dijadikan kedudukan sentral harus dapat diperinci secara detail.
c.       Setiap unsur yang dipilih dapat dirincikan lebih lanjut.


Perhatikan contoh berikut :
Pembatasan topik perlu dilakukan sebelum menulis agar seluk-beluk persoalan tadi dapat diuraikan sampai dengan yang sekecil-kecilnya. Sehingga penulis dapat menggarap tema yang dipilihnya itu dengan cermat dan konkret.


   E.     Pembatasan Maksud
Dengan membatasi topik pembicaraan, memungkinkan penulis untuk lebih terpusat sehingga ia tetap konsentrasi dengan persoalan yang ditulisnya. Untuk menulis sesuatu yang khusus, perlu diketahui secara umum topik itu melalui pembidangan dan aspek ilmiahnya. Pengetahuan dasar itu dikembangkan lebih lanjut dengan hasil pengamatan atau penelitian. Dengan mengenal prinsip dasarnya, maka penulis akan lebih mudah mengetahui aspek-aspek mana yang diperlukan datanya. Pembatasan topik masih perlu dijelaskan secara rinci melalui ‘apa maksud pengarang’ dalam menguraikan topik tadi.
Pembatasan maksud pengarang adalah sebuah rancangan menyeluruh yang memungkinkan penulis berpikir secara lebih cermat dan fokus dalam batas-batas itu. Sama halnya dengan pembatasan topik, pembatasan maksud juga akan membentuk bahan mana yang diperlukan. Walaupun topik yang dipilih sama tetapi karena maksudnya berbeda, maka tema yang dihasilkan juga berbeda. Akibatnya hasil garapannya bisa berlainan, materi-materi yang dipilih juga berlainan. Apabila topik persoalan, pembatasan maksud telah ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah perumusan masalah dan tujuan yang akan dicapai dengan topik tadi. Agar maksud lebih terfokus, maka perumusan itu perlu ditulis dalam bentuk kerangka karangan yang merupakan perincian dari perumusan masalah itu. Perumusan masalah itu adalah tema karangan. Perumusan itu dapat berbentuk satu kalimat, sebuah alinea atau rangkaian alinea-alinea.


F.     Tesis dan Pengungkapan Maksud
a.       Tesis
Perumusan tema berbentuk kalimat diperlukan dalam penyusunan sebuah kerangka karangan. Perumusan singkat yang mengandung tema dasar dari sebuah kerangka karangan disebut tesis. Dalam tesis ada satu gagasan sentral yang menonjol. Tesis biasanya berbentuk satu kalimat, baik itu kalimat tunggal atau kalimat majemuk bertingkat.
Sebuah tesis tidak dapat dirumuskan dalam bentuk kalimat majemuk setara, sebab kalimat ini mengandung dua gagasan sentral. Tesis bermanfaat sebagai gagasan utama dalam sebuah alinea. Ditinjau secara sintaksis, kalimat pengungkap tesis terdiri dari subjek, predikat  dan kalau ada objek. Bila ditinjau dari aspek-aspek pembentuk tema, maka gagasan sentral itu harus terdiri dari topik yang akan dibahas dan tujuan yang akan dicapai. Dengan demikian secara formal tesis adalah tema yang berbentuk satu kalimat dengan topik dan tujuan yang akan dicapai melalui topik yang tadi yang bertindak sebagai gagasan sentral kalimat. Keraf (2005:117).

1)      Pengungkapan Maksud
Pengungkapan maksud merupakam sebuah tulisan yang hanya mengemukakan penjelasan tentang apa yang ingin disampaikan penulisnya. Karangan model ini hanya bertujuan untuk memberitahu suatu gambaran peristiwa untuk menimbulkan suatu suasana atau kesan. Contoh tema-tema yang sering menggunakan pengungkapan maksud, yaitu kenang-kenangan, autobiografi, deskripsi, narasi, kejadian-kejadian.
                    

G.    Tema
Sebuah tema dinilai baik apabila telah dikembangkan secara terperinci dan jelas serta dapat menambah informasi yang berharga bagi khazanah pengetahuan pembaca. Tema yang dikembangkan secara jelas dan terperinci dapat dinilai dari dua aspek, yaitu : 1) aspek karangan yang sudah siap dan 2) dari syarat-syarat yang dipenuhi pada saat sebuah tema mulai disusun. Atau penilaian itu dapat dilakukan dengan mempersoalkan apakah sebuah karya itu baik atau tidak baik. (Keraf, 2005:122).
Sebuah karangan dianggap bernilai apabila memenuhi hal-hal berikut :
a.       Pemikirannya jelas dan ditulis dengan hati-hati dan seksama.
b.      Memiliki gagasan sentral dan mengungkapkan beberapa pernyataan yang berhubungan satu sama lain.
c.       Mengemukakan hasil pemikirannya sendiri yang berbeda dari pemikiran atau pendapat orang lain.
d.      Tulisan yang dikembangkan menjawab dengan baik persoalan-persoalan tentang topik dan bagian-bagiannya.
e.       Susunan idenya teratur mengikuti urutan yang logis dan kepaduan anara alineanya dengan baik.
f.       Penulisannya berupaya untuk mencari informasi-informasi untuk meyakinkan dirinya bahwa ia mengetahui persoalan itu.
Dengan demikian sebuah karangan yang sudah selesai sepenuhnya sangat bergantung kepada tema yang telah ditentukan, baik berbentuk pengungkapan maksud atau perinciannya dalam bentuk kerangka karangan.


H.    Syarat-syarat Tema yang Baik
Tema yang baik selain harus terbatas dan perumusan masalahnya jelas, maka untuk menyusun sebuah tema yang baik diperlukan beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
1.      Kejelasan
Seorang penulis perlu menentukan gagasan sentral secara jelas. Sebab kejelasan merupakan aspek penting bagi sebuah tulisan yang baik. Kejelasan dapat dilakukan dengan menjajarkan pokok pembicaraan dan tujuan yang akan disampaikan kepada para pembaca. Dengan gagasan sentral yang jelas, maka tema dapat dirumuskan dalam sebuah kalimat yang mudah dipahami.

2.      Kesatuan
Kesatuan dilihat melalui satuan gagasan sentral yang menjadi dasar seluruh karangan yang dibuat. Perincian dari gagasan sentral hanya menunjang satu gagasan sentral saja. Setiap perincian dari gagasan sentrla hanya boleh mengandung satu gagasan saja. Sebuah tulisan yang memperlihatkan kesatuan akan memperlihatkan dengan tegas tesis atau pengungkapan maksud. Kesatuan gagasan sentral merupakan suatu hal penting. Penulis harus berhasil meneapkan gagasan sentral agar seluruh isi tulisannya menyatakan satu ide utuh. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar gagasan sentral tetap utuh, yaitu : 1) penulis harus mempertahankan keharmonisan nada tulisannya, 2) tetap fokus pada topik yang dipilihnya yang ditandai oleh pemakaian kata, 3) perincian gagasan sentralnya harus sejalan dengan gagasan sentral.

- Kerangka karangan
Kerangka karangan (outline) merupakan suatu rencana kerja yang mengandung ketentuan tentang bagaimana menyusun karangan dan bagaimana menyusun ide secara logis dan teratur. Sebelum mengarang, utamanya penulis pemula dianjurkan menyusun kerangka untuk menghindarkan kesalahan-kesalahan yang tidak perlu terjadi. Selain itu kerangka karangan berguna untuk:
- Membantu penyusunan karangan secara teratur sehingga tidak terjadi pengulangan ide
- Mencegah terjadinya pembahasan yang keluar dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam topic atau judul karangan
- Memperlihatkan bagian-bagian pokok karangan
- Memperlihatkan bahan-bahan yang diperlukan dalam pembahasan masalah yang akan ditulis
Fungsi atau Manfaat Kerangka Karangan

1. Untuk memudahkan penulisan sebuah karya tulis agar menjadi lebih sistematis dan rapih.
2. Untuk mencegah penulis keluar dari ide awal yang akan dibahas dalam suatu karangan yang akan digarap.
3. Untuk mencegah penulis membahas suatu ide atau topik bahasan yang sudah dibahas sebelumnya.
4. Untuk memudahkan penulis mencari informasi pendukung suatu karangan yang berupa data atau fakta.
5. Untuk membantu penulis mengembangkan ide-ide yang akan ditulis di dalam suatu karangan agar karangan menjadi lebih variatif dan menarik.

Cara Membuat Kerangka Karangan

Adapun cara membuat kerangka suatu karangan adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan tema dan menetukan judul suatu karangan Sebelum membuat karangan, tentukanlah dahulu tema karangan yang akan dibuat. Tema ini yang akan mempengaruhi seluruh isi dari karangan yang akan dibuat. Pilihlah tema-tema yang sedang hangat atau tema yang menjadi kesenangan Anda. Hal ini akan sangat membatu untuk mengembangkan karangan. Setelah mendaptkan tema, tentukan juga judul karangan yang akan dibuat. Usahakan membuat judul yang singkat dan menarik pembaca untuk membaca karangan tersebut.

2. Mengumpulkan bahan Setelah mendapatkan tema, yang harus dilakukan adalah mengumpulkan bahan pendukung yang berupa topik-topik yang berhubungan dengan tema untuk dikembangkan menjadi sebuah karangan. Topik-topik tersebut antara lain, pengertian, tujuan, jenis, contoh, dan lain-lain.  Catatlah semua topik yang terlintas di dalam pikiran untuk memudahkan penseleksian bahan atau topik.

3. Menseleksi bahan Setelah mendapatkan topik, seleksilah topik-topik tersebut yang sesuai dengan tema karangan dan penting. Hindari membahas topik-topik yang tidak penting untuk di bahas.

4.Mengembangkan kerangka karangan Jika sudah mendapatkan tema, judul dan topik, buatlah karangan yang utuh dengan cara mengembangkan kerangka karangan yang telah dibuat. Perluas topik-topik yang telah ditentukan pada kerangka dan usahakan jangan membahas topik yang tidak ada di dalam kerangka karangan.

Dalam pola ini pengembangan dimulai dari pokok pikiran yang menjadi akibat, kemudian dirunut pokok-pokok pikiran yang merupakan penyebabnya
Contoh : isu bencana alam badai besar
1. Masyarakat yang mengungsi keluar daerah
2. Berhari-hari masyarakat panic
3. Membuat tumbal dan tolak balak dengan berbagai macam acara
4. Isu bencana alam badai besar
5. Sumber informasi
4) Urutan pemecahan masalah
Dalam pola ini penyajian bertolak dari suatu masalah, kemudian bergerak menuju ke pemecahan masalah. Urutan ini sangat erat dengan pola kausal
Contoh :musibah tanah longsor
1. Lokasi bencana tanah longsor
2. Keadaan daerah yang terkena bencana
3. Sebab-sebab terjadinya tanah longsor
4. Cara penanggulangan
5. Cara pencegahan
5) Urutan umum-khusus (deduktif)
Pola ini memulai pembahasannya dengan menjelaskan atau member gambaran secara umum yang dilanjutkan dengan menjelaskan hal-hal yang khusus
Contoh :kunjungan ke pabrik gula madikusumo
1. Tinjauan umum pabrik
- Lokasi pabrik
- Sejarah berdiri dan perkembangannya
2. Proses produksi
- Proses penggilingan tebu
- Proses penyaringan
- Proses pengkristalan
- Proses pengepakan

JENIS-JENIS KARANGAN

Menurut Kutanto, jenis-jenis karangan ada lima yaitu Narasi, deskripsi, eksposisi, persuasi, dan argumentasi. Berikut penjelasan dari masing-masing karangan tersebut berdasarkan pengertian dan ciri-cirinya:

1.                 Karangan Narasi


Karangan narasi adalah karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa yang biasanya disusun  menurut  urutan  waktu. Yang termasuk narasi ialah cerpen, novel, roman, kisah
perjalanan, biografi, otobiografi.
  
Ciri-ciri / karakteristik karangan Narasi
    a. Menyajikan serangkaian berita atau peristiwa
    b. Disajikan dalam urutan waktu serta kejadian yang menunjukkan peristiwa awal sampai       akhir
    c. Menampilkan pelaku peristiwa atau kejadian
    d. Latar (setting) digambarkan secara hidup dan terperinci

Contoh karangan narasi:
        Minggu, 23 April, Pukul 08.00 pagi, peserta perjalanan ”Susur Sungai Cikapundung” sudah mulai berkumpul di sekretariat KMPA di Sunken Court W–03. Satu jam kemudian, rombongan berangkat menuju Curug Dago, dengan sedikit naik ke arah hulu di mana perjalanan itu dimulai. Tanpa ragu, peserta mulai menyusuri Cikapundung meskipun ketinggian air hampir mencapai sebatas pinggang. Ketinggian air pun meningkat sekitar 50 cm setelah hujan deras mengguyur Bandung hampir sehari penuh kemarin, Sabtu 22 April 2006. Hari tersebut bertepatan dengan Hari Bumi.
Derasnya air Sungai Cikapundung tidak mengecilkan hati para peserta yang mengikuti acara ”Susur Sungai Cikapundung”.  Acara ”Susur Sungai Cikapundung” ini merupakan salah satu acara dari serangkaian kegiatan Pekan Hari Bumi se–ITB yang diadakan oleh Unit Kegiatan KMPA (Keluarga Mahasiswa Pecinta Alam) yang bekerja sama dengan PSIK (Perkumpulan Studi Ilmu Masyarakat).  Acara ”Susur Sungai Cikapundung” ini diikuti oleh 24 orang  yang terdiri atas berbagai unit kegiatan ITB seperti PSIK,  KMPA, Teknik Pertambangan, Nymphea, Planologi dan 3 orang pelajar dari SMP al-Huda dan satu pelajar dari SMK Dago. (Somad, 2007).

2. Karangan Deskripsi
        
Karangan Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan atau melukiskan sesuatu seakan-akan pembaca melihat, mendengar, merasakan, mengalaminya sendiri.

Ciri-ciri / karakteristik karangan deskripsi:
     a.  Melukiskan atau menggambarkan suatu objek tertentu
     b.  Bertujuan untuk menciptakan kesan atau pengalaman pada diri pembaca agar  seolah-olah mereka melihat, merasakan, mengalami atau mendengar, sendiri suatu objek yang  dideskripsikan
     c.  Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil objek tertentu, yang dapat berupa  tempat, manusia, dan hal yang dipersonifikasikan
     d.  Penulisannya dapat menggunakan cara atau metode realistis (objektif), impresionistis (subjektif), atau sikap penulis

Contoh karangan deskripsi:
Lapangan sekolah kami berada tepat di tengah-tengah gedung sekolah. Di setiap sisi lapangan terdapat taman-taman kecil dengan aneka bunga dan tumbuhan lainnya. Lapangan tersebut berukuran setengah 100 x120 meter. Lumayan luas, bukan? Selain untuk upacara penaikan bendera, kadang kami menggunakan lapangan tersebut untuk bermain basket atau sepak bola. Di sebelah utara, tepatnya di dekat kelas kami, terdapat tiang bendera. Adapun di sebelah timur dan barat terdapat ring basket. Di bagian-bagian tertentu ada lubang yang berguna sebagai pancang tiang untuk net voli atau net sepak takraw. (Somad, 2007). 

3.  Karangan Eksposisi
        
Karangan Eksposisi adalah bentuk karangan yang memaparkan, memberi keterangan, menjelaskan,memberi informasi sejelas-jelasnya mengenai suatu hal.
  
Ciri-ciri / karakteristik karangan Eksposisi:
        a.  Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahuinya
        b.  Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi (data faktual)
        c.  Tidak terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan kehendak
        d.  Menunjukkan analisis atau penafsiran secara objektif terhadap fakta yang ada
        e.  Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja sesuatu

Sumber :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar