Definisi Tema
Tema menurut etimologis berasal dari kata
Yunani thithenai artinya ‘menempatkan’ atau ‘meletakkan’. Menurut
terminologis, tema adalah suatu perumusan topik yang akan dijadikan landasan
pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi.
Keraf (2005:107) mengemukakan bahwa
pengertian tema, secara khusus dalam karang-mengarang dapat dilihat dari dua
sudut, yaitu :
a.
Karangan yang telah selesai
Tema ditinjau dari sudut karangan yang telah
selesai adalah suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui
karangannya. Amanat utama ini dapat diketahui bila seseorang telah membaca
sebuah karangan, misalnya cerpen. Setelah membaca cerpen itu, pembaca dapat memahami isi bacaan dari
seluruh karangan itu. Sebuah cerpen umpamanya memiliki kandungan tema dasar.
Meskipun perwujudan cerpen itu relatif pendek dengan penceritaan yang singkat,
cerpen banyak menampilkan persoalan manusia
dengan liku-liku kehidupannya, sarat akan imajinasi yang berhubungan
dengan realitas sosial dan problem yang ditampilkan dapat menjadi sosok guru,
renungan, contoh kehidupan yang dapat diteladani atau mungkin dihindari.
Misalnya, tema dasar yang dapat dirumuskan dalam sebuah kalimat singkat:
“Karena pengaruh teknologi informasi dan telekomunikasi yang demikian pesat,
banyak remaja di kota Bumi terhipnotis bermain game online”. Inti sari
dari cerpen yang penceritaannya singkat itu, menguraikan kisah seorang remaja
yang ketagihan bermain game dan akhirnya sekolahnya hancur berantakan
karena sering bermain game. Sebagaimana dirumuskan dalam kalimat singkat
tadi, itulah yang dinamakan tema.
b.
Proses penyusunan sebuah karangan
Tema ialah bertumpu dari kenyataan bahwa
penulis harus memilih suatu topik atau pokok pembicaraan. Berawal dari pokok
pembicaraan itulah penulis menempatkan suatu tujuan yang ingin disampaikan
dengan landasan topik tadi. Dengan demikian, ketika menyusun sebuah tema untuk
suatu karangan ada dua unsur penting, yaitu:
1)
Pokok pembicaraan (topik).
2)
Tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi.
Berdasarkan kedua unsur ini, maka tema
dibatasi sebagai : “suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan
pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi.”
B. Syarat-syarat Memilih Tema
Beberapa hal penting agar tema dapat mudah
dikembangkan :
a.
Jangan mengambil tema yang pembahasannya
terlalu luas, atau batasi topik yang diambil. Pembatasan topik sekurang
kurangnya akan membantu penulis untuk menulis dengan penuh keyakinan dan
kepercayaan, karena topik itu benar-benar diketahuinya.
b.
Pilih tema yang disukai dan diyakini dapat
dikembangkan.
c.
Pilih tema atau sumber-sumber yang bahannya
dapat diperoleh dengan mudah.
C. Memilih Topik
Topik
bisa juga disebut pokok bahasan yang dapat mengantarkan seorang penulis untuk
menghasilkan sebuah tema dari penelitian yang dilakukan. Topik dapat terdiri
dari satu kata saja. Topik ini dapat dikembangkan menjadi sebuah tulisan yang
harus diidentifikasi agar terkuak apa maksud dibalik topik yang dipilih. Jadi
kita harus memilih salah satu agar kita bisa membatasi topik tersebut (spesifikasi).
Topik karangan adalah hal yang menjadi bahan pembicaraan dalam sebuah tulisan.
Topik karangan harus bermanfaat, layak dibahas, menarik, dikenal baik, bahan
mudah didapati, tidak terlalu luas, dan terlalu sempit. Topik harus terbatas.
Pembatasan sebuah topik mencangkup: konsep, variabel, data, lokasi(lembaga)
pengumpulan data, dan waktu pengumpulan data.
Sebuah topik
yang hendak dikembangkan menjadi sebuah tulisan harus diidentifikasi terlebih
dahulu. Caranya kita dapat memperhatikan beberapa unsur-unsur sebagai berikut :
1. Pelaku topik
2. Dasar-dasar topik
3. Objek topik
4. Tujuan topik
5. Manfaat topik
Maksud dari
unsur-unsur di atas adalah sebagai panduan kita untuk menspesifikasikan manakah
tinjauan utama yang akan kita bidik sebagai sasaran guna mendapatkan tema yang
sesuai dari sebuah penelitian yang akan dilakukan.
Sumber untuk
mencari inspirasi topik penelitian bulletin, majalah, hasil obrolan dengan masyarakat, praktisi issu di koran kumpulan judul dan abstrak penelitian.
Semua
pokok persoalan itu dapat dijadikan topik karangan dengan mempergunakan salah
satu bentuk tulisan, yaitu eksposisi, deskripsi, narasi atau argumentasi.
· Eksposisi yaitu bentuk tulisan yang bertujuan
untuk memberi penjelasan atau informasi, maka penjelasan diuraikan dalam bentuk
proses. Misalnya, cara melakukan tanam bunga hias di taman yang luas pada
pekarangan rumah.
· Deskripsi yaitu menggambarkan suatu hal yang
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Misalnya tentang kemacetan di kota
Jakarta. Deskripsi berhubungan dengan penggambaran kesan pancaindera terhadap
suatu objek.
· Narasi adalah bentuk tulisan yang berupaya
mengisahkan suatu peristiwa secara kronologis. Beberapa pokok yang digunakan
adalah biografi, novel, sejarah dan lain-lain.
· Argumentasi adalah tulisan yang mengajukan
pembuktian-pembuktian.
D. Pembatasan Topik
Seorang yang akan menulis harus yakin bahwa
topik yang diplihnya harus cukup sempit untuk dibahas. Pembatasan topik akan membantu
penulis untuk mengadakan pengamatan atau penelitian secara lebih intensif
mengenai masalahnya. Dengan pembatasan itu penulis akan lebih mudah memilih
aspek-aspek yang mudah dikembangkan. Unsur yang paling penting untuk digarap
oleh penulis adalah refleksi dari observasi-observasi yang pernah dilakukan
penulis atau gagasan-gagasan dan nilai-nilai dari hal-hal yang pernah
dialaminya sendiri. Cara membatasi topik dapat dilakukan dengan cara :
a.
Tetapkan topik yang akan digarap dalam suatu
kedudukan sentral.
b.
Topik yang dijadikan kedudukan sentral harus
dapat diperinci secara detail.
c.
Setiap unsur yang dipilih dapat dirincikan
lebih lanjut.
Perhatikan contoh berikut :
Pembatasan topik perlu dilakukan sebelum menulis
agar seluk-beluk persoalan tadi dapat diuraikan sampai dengan yang
sekecil-kecilnya. Sehingga penulis dapat menggarap tema yang dipilihnya itu
dengan cermat dan konkret.
E. Pembatasan Maksud
Dengan membatasi topik pembicaraan,
memungkinkan penulis untuk lebih terpusat sehingga ia tetap konsentrasi dengan
persoalan yang ditulisnya. Untuk menulis sesuatu yang khusus, perlu diketahui
secara umum topik itu melalui pembidangan dan aspek ilmiahnya. Pengetahuan
dasar itu dikembangkan lebih lanjut dengan hasil pengamatan atau penelitian.
Dengan mengenal prinsip dasarnya, maka penulis akan lebih mudah mengetahui
aspek-aspek mana yang diperlukan datanya. Pembatasan topik masih perlu
dijelaskan secara rinci melalui ‘apa maksud pengarang’ dalam menguraikan topik
tadi.
Pembatasan maksud pengarang adalah sebuah
rancangan menyeluruh yang memungkinkan penulis berpikir secara lebih cermat dan
fokus dalam batas-batas itu. Sama halnya dengan pembatasan topik, pembatasan
maksud juga akan membentuk bahan mana yang diperlukan. Walaupun topik yang
dipilih sama tetapi karena maksudnya berbeda, maka tema yang dihasilkan juga
berbeda. Akibatnya hasil garapannya bisa berlainan, materi-materi yang dipilih
juga berlainan. Apabila topik persoalan, pembatasan maksud telah ditentukan,
maka langkah selanjutnya adalah perumusan masalah dan tujuan yang akan dicapai
dengan topik tadi. Agar maksud lebih terfokus, maka perumusan itu perlu ditulis
dalam bentuk kerangka karangan yang merupakan perincian dari perumusan masalah
itu. Perumusan masalah itu adalah tema karangan. Perumusan itu dapat berbentuk
satu kalimat, sebuah alinea atau rangkaian alinea-alinea.
F. Tesis dan Pengungkapan Maksud
a.
Tesis
Perumusan tema berbentuk kalimat diperlukan
dalam penyusunan sebuah kerangka karangan. Perumusan singkat yang mengandung
tema dasar dari sebuah kerangka karangan disebut tesis. Dalam tesis ada satu
gagasan sentral yang menonjol. Tesis biasanya berbentuk satu kalimat, baik itu
kalimat tunggal atau kalimat majemuk bertingkat.
Sebuah tesis tidak dapat dirumuskan dalam
bentuk kalimat majemuk setara, sebab kalimat ini mengandung dua gagasan
sentral. Tesis bermanfaat sebagai gagasan utama dalam sebuah alinea. Ditinjau
secara sintaksis, kalimat pengungkap tesis terdiri dari subjek, predikat dan kalau ada objek. Bila ditinjau dari
aspek-aspek pembentuk tema, maka gagasan sentral itu harus terdiri dari topik
yang akan dibahas dan tujuan yang akan dicapai. Dengan demikian secara formal tesis
adalah tema yang berbentuk satu kalimat dengan topik dan tujuan yang
akan dicapai melalui topik yang tadi yang bertindak sebagai gagasan sentral
kalimat. Keraf (2005:117).
1)
Pengungkapan Maksud
Pengungkapan maksud merupakam sebuah tulisan
yang hanya mengemukakan penjelasan tentang apa yang ingin disampaikan
penulisnya. Karangan model ini hanya bertujuan untuk memberitahu suatu gambaran
peristiwa untuk menimbulkan suatu suasana atau kesan. Contoh tema-tema yang
sering menggunakan pengungkapan maksud, yaitu kenang-kenangan, autobiografi,
deskripsi, narasi, kejadian-kejadian.
G. Tema
Sebuah tema dinilai baik apabila telah
dikembangkan secara terperinci dan jelas serta dapat menambah informasi yang
berharga bagi khazanah pengetahuan pembaca. Tema yang dikembangkan secara jelas
dan terperinci dapat dinilai dari dua aspek, yaitu : 1) aspek karangan yang
sudah siap dan 2) dari syarat-syarat yang dipenuhi pada saat sebuah tema mulai
disusun. Atau penilaian itu dapat dilakukan dengan mempersoalkan apakah sebuah
karya itu baik atau tidak baik. (Keraf, 2005:122).
Sebuah karangan dianggap bernilai apabila
memenuhi hal-hal berikut :
a.
Pemikirannya jelas dan ditulis dengan
hati-hati dan seksama.
b.
Memiliki gagasan sentral dan mengungkapkan
beberapa pernyataan yang berhubungan satu sama lain.
c.
Mengemukakan hasil pemikirannya sendiri yang
berbeda dari pemikiran atau pendapat orang lain.
d.
Tulisan yang dikembangkan menjawab dengan
baik persoalan-persoalan tentang topik dan bagian-bagiannya.
e.
Susunan idenya teratur mengikuti urutan yang
logis dan kepaduan anara alineanya dengan baik.
f.
Penulisannya berupaya untuk mencari
informasi-informasi untuk meyakinkan dirinya bahwa ia mengetahui persoalan itu.
Dengan demikian sebuah karangan yang sudah
selesai sepenuhnya sangat bergantung kepada tema yang telah ditentukan, baik
berbentuk pengungkapan maksud atau perinciannya dalam bentuk kerangka karangan.
H. Syarat-syarat Tema yang Baik
Tema yang baik selain harus terbatas dan perumusan
masalahnya jelas, maka untuk menyusun sebuah tema yang baik diperlukan beberapa
syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
1.
Kejelasan
Seorang penulis perlu menentukan gagasan
sentral secara jelas. Sebab kejelasan merupakan aspek penting bagi sebuah
tulisan yang baik. Kejelasan dapat dilakukan dengan menjajarkan pokok
pembicaraan dan tujuan yang akan disampaikan kepada para pembaca. Dengan
gagasan sentral yang jelas, maka tema dapat dirumuskan dalam sebuah kalimat
yang mudah dipahami.
2.
Kesatuan
Kesatuan dilihat melalui satuan gagasan
sentral yang menjadi dasar seluruh karangan yang dibuat. Perincian dari gagasan
sentral hanya menunjang satu gagasan sentral saja. Setiap perincian dari
gagasan sentrla hanya boleh mengandung satu gagasan saja. Sebuah tulisan yang
memperlihatkan kesatuan akan memperlihatkan dengan tegas tesis atau
pengungkapan maksud. Kesatuan gagasan sentral merupakan suatu hal penting.
Penulis harus berhasil meneapkan gagasan sentral agar seluruh isi tulisannya
menyatakan satu ide utuh. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar gagasan
sentral tetap utuh, yaitu : 1) penulis harus mempertahankan keharmonisan nada
tulisannya, 2) tetap fokus pada topik yang dipilihnya yang ditandai oleh
pemakaian kata, 3) perincian gagasan sentralnya harus sejalan dengan gagasan
sentral.
- Kerangka karangan
Kerangka karangan (outline)
merupakan suatu rencana kerja yang mengandung ketentuan tentang bagaimana
menyusun karangan dan bagaimana menyusun ide secara logis dan teratur. Sebelum
mengarang, utamanya penulis pemula dianjurkan menyusun kerangka untuk
menghindarkan kesalahan-kesalahan yang tidak perlu terjadi. Selain itu kerangka
karangan berguna untuk:
- Membantu penyusunan karangan
secara teratur sehingga tidak terjadi pengulangan ide
- Mencegah terjadinya pembahasan
yang keluar dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam topic atau judul karangan
- Memperlihatkan bagian-bagian
pokok karangan
- Memperlihatkan bahan-bahan yang
diperlukan dalam pembahasan masalah yang akan ditulis
Fungsi
atau Manfaat Kerangka Karangan
1. Untuk memudahkan penulisan sebuah karya tulis agar menjadi lebih sistematis dan rapih.
2. Untuk mencegah penulis keluar dari ide awal yang akan dibahas dalam suatu karangan yang akan digarap.
3. Untuk mencegah penulis membahas suatu ide atau
topik bahasan yang sudah dibahas sebelumnya.
4. Untuk memudahkan penulis mencari informasi pendukung suatu karangan yang berupa data atau fakta.
4. Untuk memudahkan penulis mencari informasi pendukung suatu karangan yang berupa data atau fakta.
5. Untuk membantu penulis mengembangkan ide-ide
yang akan ditulis di dalam suatu karangan agar karangan menjadi lebih variatif
dan menarik.
Cara
Membuat Kerangka Karangan
Adapun cara membuat kerangka suatu karangan adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan tema dan menetukan judul suatu
karangan Sebelum membuat karangan, tentukanlah dahulu tema karangan yang akan
dibuat. Tema ini yang akan mempengaruhi seluruh isi dari karangan yang akan
dibuat. Pilihlah tema-tema yang sedang hangat atau tema yang menjadi kesenangan
Anda. Hal ini akan sangat membatu untuk mengembangkan karangan. Setelah
mendaptkan tema, tentukan juga judul karangan yang akan dibuat. Usahakan
membuat judul yang singkat dan menarik pembaca untuk membaca karangan tersebut.
2. Mengumpulkan bahan Setelah mendapatkan tema,
yang harus dilakukan adalah mengumpulkan bahan pendukung yang berupa
topik-topik yang berhubungan dengan tema untuk dikembangkan menjadi sebuah
karangan. Topik-topik tersebut antara lain, pengertian, tujuan, jenis, contoh,
dan lain-lain. Catatlah semua topik yang terlintas di dalam pikiran untuk
memudahkan penseleksian bahan atau topik.
3. Menseleksi bahan Setelah mendapatkan topik,
seleksilah topik-topik tersebut yang sesuai dengan tema karangan dan penting.
Hindari membahas topik-topik yang tidak penting untuk di bahas.
4.Mengembangkan kerangka karangan Jika sudah
mendapatkan tema, judul dan topik, buatlah karangan yang utuh dengan cara mengembangkan
kerangka karangan yang telah dibuat. Perluas topik-topik yang telah ditentukan
pada kerangka dan usahakan jangan membahas topik yang tidak ada di dalam
kerangka karangan.
Dalam pola ini pengembangan
dimulai dari pokok pikiran yang menjadi akibat, kemudian dirunut pokok-pokok
pikiran yang merupakan penyebabnya
Contoh : isu bencana alam badai
besar
1. Masyarakat yang mengungsi
keluar daerah
2. Berhari-hari masyarakat panic
3. Membuat tumbal dan tolak balak
dengan berbagai macam acara
4. Isu bencana alam badai besar
5. Sumber informasi
4) Urutan pemecahan masalah
Dalam pola ini penyajian bertolak
dari suatu masalah, kemudian bergerak menuju ke pemecahan masalah. Urutan ini
sangat erat dengan pola kausal
Contoh :musibah tanah longsor
1. Lokasi bencana tanah longsor
2. Keadaan daerah yang terkena
bencana
3. Sebab-sebab terjadinya tanah
longsor
4. Cara penanggulangan
5. Cara pencegahan
5) Urutan umum-khusus (deduktif)
Pola ini memulai pembahasannya
dengan menjelaskan atau member gambaran secara umum yang dilanjutkan dengan
menjelaskan hal-hal yang khusus
Contoh :kunjungan ke pabrik gula
madikusumo
1. Tinjauan umum pabrik
- Lokasi pabrik
- Sejarah berdiri dan
perkembangannya
2. Proses produksi
- Proses penggilingan tebu
- Proses penyaringan
- Proses pengkristalan
- Proses pengepakan
JENIS-JENIS KARANGAN
Menurut Kutanto, jenis-jenis karangan ada lima yaitu Narasi, deskripsi, eksposisi, persuasi, dan argumentasi. Berikut
penjelasan dari masing-masing karangan tersebut berdasarkan pengertian dan ciri-cirinya:
1.
Karangan Narasi
Karangan narasi adalah karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa yang biasanya disusun menurut urutan
waktu. Yang termasuk narasi ialah cerpen, novel,
roman, kisah
perjalanan, biografi, otobiografi.
Ciri-ciri / karakteristik karangan Narasi
a. Menyajikan serangkaian berita atau peristiwa
b. Disajikan dalam urutan waktu serta kejadian yang menunjukkan peristiwa awal sampai akhir
c. Menampilkan pelaku peristiwa atau kejadian
d. Latar (setting) digambarkan secara hidup dan terperinci
Contoh karangan narasi:
Minggu, 23 April, Pukul 08.00 pagi, peserta perjalanan ”Susur Sungai Cikapundung” sudah mulai berkumpul di sekretariat KMPA di Sunken Court W–03. Satu jam kemudian, rombongan berangkat menuju Curug Dago, dengan sedikit naik ke arah hulu di mana perjalanan itu dimulai. Tanpa ragu, peserta mulai menyusuri Cikapundung meskipun ketinggian air hampir mencapai sebatas pinggang. Ketinggian air pun meningkat sekitar 50 cm setelah hujan deras mengguyur Bandung hampir sehari penuh kemarin, Sabtu 22 April 2006. Hari tersebut bertepatan dengan Hari Bumi.
Derasnya air Sungai Cikapundung tidak mengecilkan hati para peserta yang mengikuti acara ”Susur Sungai Cikapundung”. Acara ”Susur Sungai Cikapundung” ini merupakan salah satu acara dari serangkaian kegiatan Pekan Hari Bumi se–ITB yang diadakan oleh Unit Kegiatan KMPA (Keluarga Mahasiswa Pecinta Alam) yang bekerja sama dengan PSIK (Perkumpulan Studi Ilmu Masyarakat). Acara ”Susur Sungai Cikapundung” ini diikuti oleh 24 orang yang terdiri atas berbagai unit kegiatan ITB seperti PSIK, KMPA, Teknik Pertambangan, Nymphea, Planologi dan 3 orang pelajar dari SMP al-Huda dan satu pelajar dari SMK Dago. (Somad, 2007).
perjalanan, biografi, otobiografi.
Ciri-ciri / karakteristik karangan Narasi
a. Menyajikan serangkaian berita atau peristiwa
b. Disajikan dalam urutan waktu serta kejadian yang menunjukkan peristiwa awal sampai akhir
c. Menampilkan pelaku peristiwa atau kejadian
d. Latar (setting) digambarkan secara hidup dan terperinci
Contoh karangan narasi:
Minggu, 23 April, Pukul 08.00 pagi, peserta perjalanan ”Susur Sungai Cikapundung” sudah mulai berkumpul di sekretariat KMPA di Sunken Court W–03. Satu jam kemudian, rombongan berangkat menuju Curug Dago, dengan sedikit naik ke arah hulu di mana perjalanan itu dimulai. Tanpa ragu, peserta mulai menyusuri Cikapundung meskipun ketinggian air hampir mencapai sebatas pinggang. Ketinggian air pun meningkat sekitar 50 cm setelah hujan deras mengguyur Bandung hampir sehari penuh kemarin, Sabtu 22 April 2006. Hari tersebut bertepatan dengan Hari Bumi.
Derasnya air Sungai Cikapundung tidak mengecilkan hati para peserta yang mengikuti acara ”Susur Sungai Cikapundung”. Acara ”Susur Sungai Cikapundung” ini merupakan salah satu acara dari serangkaian kegiatan Pekan Hari Bumi se–ITB yang diadakan oleh Unit Kegiatan KMPA (Keluarga Mahasiswa Pecinta Alam) yang bekerja sama dengan PSIK (Perkumpulan Studi Ilmu Masyarakat). Acara ”Susur Sungai Cikapundung” ini diikuti oleh 24 orang yang terdiri atas berbagai unit kegiatan ITB seperti PSIK, KMPA, Teknik Pertambangan, Nymphea, Planologi dan 3 orang pelajar dari SMP al-Huda dan satu pelajar dari SMK Dago. (Somad, 2007).
2. Karangan Deskripsi
Karangan Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan atau melukiskan sesuatu seakan-akan pembaca melihat, mendengar, merasakan, mengalaminya sendiri.
Ciri-ciri / karakteristik karangan deskripsi:
a. Melukiskan atau menggambarkan suatu objek tertentu
b. Bertujuan untuk menciptakan kesan atau pengalaman pada diri pembaca agar seolah-olah mereka melihat, merasakan, mengalami atau mendengar, sendiri suatu objek yang dideskripsikan
c. Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil objek tertentu, yang dapat berupa tempat, manusia, dan hal yang dipersonifikasikan
d. Penulisannya dapat menggunakan cara atau metode realistis (objektif), impresionistis (subjektif), atau sikap penulis
Contoh karangan deskripsi:
Lapangan sekolah kami berada tepat di tengah-tengah gedung sekolah. Di setiap sisi lapangan terdapat taman-taman kecil dengan aneka bunga dan tumbuhan lainnya. Lapangan tersebut berukuran setengah 100 x120 meter. Lumayan luas, bukan? Selain untuk upacara penaikan bendera, kadang kami menggunakan lapangan tersebut untuk bermain basket atau sepak bola. Di sebelah utara, tepatnya di dekat kelas kami, terdapat tiang bendera. Adapun di sebelah timur dan barat terdapat ring basket. Di bagian-bagian tertentu ada lubang yang berguna sebagai pancang tiang untuk net voli atau net sepak takraw. (Somad, 2007).
3. Karangan Eksposisi
Karangan Eksposisi adalah bentuk karangan yang memaparkan, memberi keterangan, menjelaskan,memberi informasi sejelas-jelasnya mengenai suatu hal.
Ciri-ciri / karakteristik karangan Eksposisi:
a. Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahuinya
b. Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi (data faktual)
c. Tidak terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan kehendak
d. Menunjukkan analisis atau penafsiran secara objektif terhadap fakta yang ada
e. Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja sesuatu
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar